Oleh: AHmad Fauzi Muliji
Bagi tiap mahasiswa, menginjak
semester akhir menjadi satu hal yang sangat menegangkan. Mungkin bisa jadi
lebih menegangkan dari sekedar mengucapkan ijab dan Qobul. Pada saat
proses pernikahan (tdak berlaku bagi jomblo akut ). Fenomena ini akan terasa
biasanya ketika sudah mulai menginjak semester VI ke atas.
Mengapa di katakan masa-masa
kritis? Di semester-semester inilah sang mahasiswa akan dihadapkan kepada
pikiran tentang outine, seminar proposal, KKL, PPL, dan endingnya ya
sidang skripsi. Kesemuanya itu harus dilalui oleh tiap-tiap mahasiswa sebagai
prasyarat untuk mendapatkan gelar serjana di akhir masa studinya.
Terus,, bagaimana sikap mahasiswa
menghadapi masa-masa seperti ini? Setidaknya ada beberapa tipe mahasiswa yang
penulis amati dalam menyikapi persoalan ini.
Pertama, mahasiswa apatis. Mahasiswa
semacam ini condong acuh tak acuh dengan studinya, biasanya tipe mahasiswa
semacam ini sudah menjadi kebiasaannya di semester-semester awal, namun sulit
untuk dirubah. Mahasiswa semacam ini biasanya akan lama menyelesaikan studinya.
Kedua, mahasiswa organisatoris. Tipe
mahasiswa semmacam ini biasanya lebih mengutamakan kepentingan organisasinya di
banding menyelesaikan tugas akhir. Mereka biasanya lebih asyik berdinamika di
luar kampus seperti aktif di LSM, OKP
dll. Tak heran ketika melihat aktivis mahasiswa semacam ini biasanya studinya
agak lebih lama, bisa mencapai semester XII ke atas. Walapun ada juga aktivis
yang mampu menyelesaikan tugas kuliahnya tepat waktu.
Ketiga, mahasiswa akademis. Tipe semacam
ini basanya menima mahasiswa-mahasiswa yang memiliki kemampuan IPK di atas rata-rata.
Mereka berobsesi untuk bagaimana caranya menyelesaikan studi tepat waktu, kalau
bisa lebih cepat dari waktu yang ditentukan. Mahasiswa seperti ini biasanya
sering nongkrong di perpustakaan di sela-sela waktu luangnya sambil berkutat
dengan buku-buku usang.
Keempat, mahasiswa ikut arus,
tipe mahasiswa semacam ini kadang tiidak jelas arahnya atau bahkan tak punya
arah. Biasanya mahasiswa semacamm ini menjadikan kawannya sebagai penunjuk
jalan. Jika kawan kelasnya ramai-ramai ikut ngajukan proposal,, dia pun juga
ikut. Begitu juga sebaliknya. Mahasiswa semacam ini cendrung slow menyikapi
tugas akhir. Mereka punya pandangan yang penting tugas akhir bisa selesai tepat
waktu, terserah bagamana caranya.
Nah, anda termasuk ke dalam tipe
mahasiswa yang mana??? Silahkan fikir sendiri
Wallahu a’lam Bis Showab
Wallahu a’lam Bis Showab
Tidak ada komentar:
Posting Komentar